Intelektual Muda

Penembak Warga Asing Teroris

JAKARTA - Sebanyak 18 dari 38 tersangka teroris jaringan Aceh mulai disidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Barat, Kamis (26/8) kemarin. Dalam dakwaan jaksa, antara lain, terungkap bahwa target para teroris itu beraksi di Aceh adalah untuk menyerang para pekerja NGO asing, termasuk penembakan warga Jerman yang sebelumnya cukup menghebohkan itu.

Setelah lama tak diketahui, akhirnya terungkap penembak Kepala Palang Merah Jerman, Dr Erhard Bauer dan staf pengajar asal Amerika Serikat di Unsyiah, Michelle Laila Ahmad dan Sarah Ditz Willis, November 2009 adalah Andri Marlan Syahputra (26) dan Muktar.  Hal ini terungkap dalam sidang perdana terhadap 18 dari 38 terdakwa teroris tertangkap di Aceh di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Barat, Kamis (26/8) kemarin.
Dalam dakwaan terdakwa Andri setebal 69 halaman, jaksa antara lain menyebutkan terdakwa Andri dan Muktar dalam menjalankan aksi teror itu, selain meneror warga asing di Banda Aceh, keduanya juga yang melempar granat ke Kantor Unicef di Banda Aceh.  Terdakwa Andri disebutkan telah mengenal saksi Yudi Zulfahri alias Abu Baro (berkas terpisah) sejak awal 2009. Yudi sebagai perekrut anggota jihad, sekaligus yang mendoktrin terdakwa teroris di Aceh agar benci terhadap orang kafir.

Awal mula Andri melakukan teror bersama Muktar ke Kantor Unicef di Lamlagang. Ketika itu, granat yang dilempar Muktar tak meledak. Selanjutnya Muktar melarikan diri dengan Andri yang sudah menunggu di sepeda motor. Usai peristiwa itu, terdakwa Andri pulang ke kampung halamannya di Krueng Mane, Aceh Utara.

Namun, pada 4 November 2009, terdakwa dihubungi Muktar untuk kembali ke Banda Aceh guna melakukan ‘amaliah’ berupa teror terhadap warga asing. Akhirnya pada November, Andri yang membonceng Muktar dengan sepeda motor mengikuti sebuah Toyota Land Cruiser BL 7343 LO yang ditumpangi Kepala Palang Merah Jerman, Dr Erhard Bauer, bersama dua stafnya yang duduk di belakang. Muktar melepas dua kali tembakan ke arah Bauer saat tiba di Jalan Soekarno Hatta, Lampeuneurut. Korban tidak meninggal, namun harus dilarikan ke RS di luar negeri untuk menjalani perawatan intensif.

Selanjutnya, masih pada November 2009, kedua terdakwa juga melepas tiga kali tembakan ke rumah ditempati dua dosen bahasa Inggris di Unsyiah asal Amerika, yakni Laila Ahmad dan Sarah Willis. Dua kali tembakan terkena ventilasi jendela ruang tamu dan sekali tembakan terkena ventilasi kamar.  

Serang pekerja NGO
Pengacara asal Aceh yang menangani perkara teroris itu, Darwis SH ketika dihubungi Serambi, malam tadi, menyebutkan dari 18 terdakwa teroris yang tertangkap di Aceh, tujuh di antaranya warga Aceh. Inti dakwaan, target para teroris di Aceh itu adalah menyerang para pekerja NGO asing dan siapa pun pelaku kristenisasi, sekaligus mencegah pendirian gereja.

Selain Andri dan Muktar, menurut Darwis terdakwa teroris asal Aceh yang disidangkan kemarin antara lain, Surya Achda alias Abu Uteun alias Abu Seumak, dan Khairul Fuadi. Sedangkan tujuh lagi, terdakwa asal Aceh akan disidangkan pada persidangan tahap selanjutnya bersama sejumlah terdakwa lainnya.

Menurut Darwis, para terdakwa dalam dakwaan primer melanggar UU tindak pidana teroris, sedangkan dalam dakwaan subsider melanggar tindak pidana senjata api. Inti kedua pasal itu diancam maksimal hukuman mati.

“Maka dari itu, kami berharap doa masyarakat Aceh, jika pun terbukti dapat dihukum seringan-ringannya. Mereka masih sangat muda-muda dan diharap dapat mengubah prilaku. Begitu juga kepada Pemerintah Aceh, diharap dapat memberikan bantuan moril, maupun materil. Mereka hanyalah orang-orang yang berbeda ideologi dan masih bisa berubah, tak berbeda dengan GAM dulu, tapi GAM dibela oleh Pemerintah Aceh dulu, kenapa terdakwa teroris tidak,” kata Darwis mempertanyakan. (serambinews.com)