Terbaru
Recent Articles

Muhammad SAW : “Sang Revolusioner Peradaban Umat Manusia”

Ada banyak masalah yang berada disekitar kita saat ini yang menjadi suatu yang sangat urgen dan potensi. Salah satunya adalah peradaban umat manusia dimuka bumi yang telah, sedang dan akan terus lahir ditengah umat manusia yang menghasilkan sebuah tsaqofah (pemikiran), perkembangan materi (al- injazat al-madiyyah), kemudian menjadi sebuah peradaban (hadharah) yang menghantar menjadi sebuah masyarakat beradab atau tidak beradab dari peradaban yang diproduksi masyarakat tersebut. Maka disini, kita mencoba untuk mengungkapkan siapakah yang pernah membuat peradaban tersebut?, dimana wilayah aktivitasnya?, Untuk siapa hasil peradaban tersebut ? dan Berapa lama peradaban tersebut bertahan ?.Pasca keruntuhan kekhalifahan islam di Turki Utsmani 1924 M, umat islam terpecah-pecah menjadi 60-an lebih Negara-negara kecil yang tidak berdaya dan lemah. Awal ini terjadi tiada lain adalah menurunnya taraf berpikir umat islam dalam beraqidah islam, pendistorsian konsep islam yang hanya dipahami sebatas ibadah ritual dalam berhukum islam karena islam tidak lagi dipahami sebagai (konsepsi global) sebuah sistem Negara yang didalamnya terdapat sistem pemerintahan, politik, ekonomi, pergaulan (sosial dan budaya), pendidikan dan sebagainya. Kemudian drastis menurunnya pemahaman umat Islam terhadap bahasa ibunya yaitu bahasa Arab, padahal tanpa pemahaman yang sempurna maka suatu kelemahan yang besar terhadap menghasilkannya maha karya dalam menggali hukum islam (Ijtihad) oleh para mujtahid yang kedudukannya yang jauh lebih tinggi dari sebuah fatwa serta hubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan dari 14 abad lalu. Wajar sehingga mengalami kemunduran luar biasa dan bahkan hilang ditelan zaman yang akhir mengambil dari peardaban asing (barat) yang bangkit tidak lebih 2 abad ini.

Pantas dunia semua mengatakan bahwa peradaban Islam paling lama berjaya dimuka bumi ini, yang pernah menyaingi peradaban Yunani, Romawi, Persia dan yang lainnya. Tetapi itu hanya kenangan masa lalu ketika umat islam berpegang teguh pada fikroh, thoriqoh dan mabda Rosul SAW dengan berdirinya Daulah Islamiyyah di Madinah. Salah satu penulis yang mampu menimbulkan pro dan kontra di barat dan timur dunia ini seperti Michael Hart dalam bukunya “Seratus tokoh paling berpengaruh dalam sejarah” menulis Nabi Muhammad SAW urutan pertama. Kondisi ini sangat berbeda dengan masa sekarang umat islam saat ini yang kehilangan sebuah peradaban sehingga tidak sedikit lebih mengambil peradaban asing bahkan meninggalkan peradaban islam sendiri.

Dampak dari itu semua akhirnya mendatangkan banyak bencana yang luar biasa yang kembali kepada kondisi jahiliyyah sebelum kedatangan Cahaya Islam, seperti Legalitas hukum kufur, ekonomi ribawi dimana-mana, pendidikan sekuler yang menciptakan manusia-manusia yang jahiliyyah dengan intelektualitasnya, pergaulan seperti hewani dimana-dimana zina, minuman keras, judi, narkoba, pembunuhan, dll, tanpa ada aturan yang tegas. Fakta ini mirip ketika di Eropa yang saat itu umat Islam mengalami puncak kejayaannya yang berhasil menguasai 2/3 dunia. Saat ini mirip di Wilayah Amerika, Eropa dan beberapa wilayah Asia yang hidup dengan berhukum seperti cara hewani, yang mengajak menusia untuk hidup seperti hewan yang bertentangan dengan fitrah manusia. 

Salah seorang perumus kebijakan strategis Amerika Serikat yang juga seorang orientalis kotempoler, Bernard Lewis mengatakan : “Telah menjadi sebuah kebiasaan kita di Dunia Barat apabila orang-orang Timur (Umat Islam) menghadap pada kita, maka kita semakin bertambah berpegang teguh dengan nilai Barat, agar kita menjadikan diri kita sebagai teladan dalam keistimewaan dan kemajuan. Maka apabila mereka mengikuti kita, hal itu kita anggap sebagai perkara yang sangat baik. Akan tetapi jika mereka tidak berbuat demikian, maka hal ini kita anggap sebagai kejelekan dan keburukan. Jadi, (yang disebut dengan) kemajuan adalah ketika mereka mengikuti kita. Jika mereka tidak mau mengikuti kita, maka hal itu merupakan sebuah kemunduran, bahkan kesirnaan ! Namun masalahnya tidak pasti demikian. Sebab, ketika dua peradaban berbenturan, satu lebih dominan sementara yang lain mengalami kehancuran. Para penganut idealisme dan para pemikirlah biasanya yang menangani hal ini. Karena itu, mereka harus berbicara tentang perpaduan diantara berbagai macam unzur terbaik dari dua peradaban itu dengan fasih dan mudah. Tetapi biasanya, hasil dari pertemuan (perpaduan) ini adalah ‘hidup rukun diantara unzur-unzur terjelek dari dua peradaban”.

Kalau kita mengambil kesimpulan kondisi umat islam dibelahan dunia mana pun mengalami transformasi dan transisi kearah pemikiran barat (peradaban barat) amat sedikit yang masih utuh dalam menerapkan islam sebagai ideologi baik pada aspek politik, pendidikan, ekonomi, pergaulan dan lain-lainnya dari Islam pasca keruntuhan institusi umat islam 80-an tahun lalu. Padahal semua Ulama dari beberapa generasi telah mengagumi dan menuliskan karya-karya besar dunia telah mengakui betapa dahsyatnya sistem pemerintahan islam seperti Ibnu Taimiyah, al Ghazali, Imam Syafi’i, Imam Hambali, Imam al Bana, Imam Syekh Taqiyuddin an Nabhani, Sayyid Quthub, Sayyid Sabiq, Syekh Abdul Qodim Zallum, al Haramain, al Qurthubi, Ibnu Katsir dan lain-lainnya telah kita kenal.

Mengutip dari sejarawan barat, Lorthop Stoddard mengatakan “Sejarah pertumbuhan islam merupakan sebuah kejadian yang sangat menakjubkan yang pernah dibukukan oleh sejarah manusia. Betapa tidak, islam tumbuh dalam sebuah komunitas yang sebelumnya adalah sebuah umat yang sangat lemah entitasnya dan sebuah negeri yang paling tertinggal. Namun belum genap sepuluh decade, islam telah menyebar luas ke separuh bola bumi, mampu menembus kerajaan-kerajaan yang tinggi benteng pertahanannya dan terbentang luas kekuasaannya, mampu menghancurkan agama-agama kuno yang telah diwarisi dari masa ke masa oleh generasi ke generasi, mampu mengubah pemikiran berbagai umat dan bangsa, dan mampu membangun dunia baru dengan tiang yang amat kokoh yakni dunia islam”. Kemudian Gustav Le Bone mengatakan “Kaum pemberani yang menyambut dakwah Muhammad dan telah menjadi sebuah umat yang satu (kekhilafahan islam) tersebut. Telah mendirikan sebuah Negara yang luasnya telah mencapai apa yang pernah dicapai oleh Negara Romawi dalam tempo kurang dari dua abad. Dan bahwa Negara baru ini telah menjadi sebuah Negara yang paling disegani dan paling maju diseluruh dunia. Dengan demikian, Islam tidak tersebar melalui pedang, akan tetapi melalui dakwah dan dakwahlah berbagai bangsa yang ditaklukkan oleh Islam pada mada akhir-akhir, seperti turki dan Mongol dengan lapang dada memeluk Islam”.

Dengan demikian tiada cara lain bagi kita kecuali berusaha sekuat tenaga mengerahkan pikiran, tenaga, waktu, harta benda untuk kembali menghidupkan kembali cahaya Islam yang Berjaya tersebut dipentas dunia. Membangun sebuah kekuatan jamaah yang solid yang bergerak secara global untuk mengubah peradaban jahiliyyah menuju peradaban islam dalam daulah Khilafah Islamiyyah kepada umat manusia yang beradab dan maju. Semoga. (Oleh Amirul Mukminin Jap, Koorda BKLDK Bangka Belitung)

Sumber : http://dakwahkampus.com
Share and Enjoy:

0 komentar for this post

Leave a reply

We will keep You Updated...
Sign up to receive breaking news
as well as receive other site updates!
Subscribe via RSS Feed subscribe to feeds
Sponsors
Template By SpicyTrickS.comSpicytricks.comspicytricks.com
Template By SpicyTrickS.comspicytricks.comSpicytricks.com
Popular Posts
Recent
Connect with Facebook
Sponsors
Blog Archives
Recent Comments
Tag Cloud