Teroris Generasi Baru Lebih Berpendidikan dari Pendahulunya
Jakarta - Tersangka teroris pelaku bom buku atau bom Serpong merupakan pelaku bom generasi baru. Generasi baru ini lebih berpendidikan dan mempunyai orientasi perjuangan yang berbeda dibanding pendahulunya.
"Saya tidak sepakat pemain lama, ini pemain baru," kata psikolog forensik Reza Indragiri Amriel saat berbincang dengan detikcom, Minggu (24/4/2011).
Ciri-ciri pemain baru ini yaitu bukan orang miskin, berpendidikan, mempunyai banyak pilihan hidup, dan mempunyai pekerjaan. Ciri-ciri pelaku bom seperti itu seperti tren di negera-negara Barat yang menganut kebebasan berdemokrasi seperti di Eropa.
"Kalau pemain lama itu terorganisir dan selalu merepresentasikan perlawanan terhadap Barat dan kafir," terang dosen Universitas Bina Nusantara, Jakarta ini.
Pelaku bom generasi baru ini mendompleng karakter demokrasi yaitu kebebasan masyarakat dan kebebasan media. Dengan menggunakan dua kebebasan tersebut maka terget mereka tercapai yaitu antikemapanan.
"Di negara demokrasi, teror lebih banyak. Mereka mempunyai dorongan mencari perhatian publik," tuturnya.
Sedangkan pemain lama saat ini susah bergerak karena sudah banyak yang ditangkapi. Adapun pemain baru saat ini muncul secara acak dengan latar belakang intelektual, berjalan sendiri-sendiri sehingga semakin sulit diatasi Polri.
"Kesamaaannya antara generasi lama dengan generasi baru yaitu sama-sama memerangi musuh Islam versi mereka," tutupnya.
(asp/rdf) / Detik.com
"Saya tidak sepakat pemain lama, ini pemain baru," kata psikolog forensik Reza Indragiri Amriel saat berbincang dengan detikcom, Minggu (24/4/2011).
Ciri-ciri pemain baru ini yaitu bukan orang miskin, berpendidikan, mempunyai banyak pilihan hidup, dan mempunyai pekerjaan. Ciri-ciri pelaku bom seperti itu seperti tren di negera-negara Barat yang menganut kebebasan berdemokrasi seperti di Eropa.
"Kalau pemain lama itu terorganisir dan selalu merepresentasikan perlawanan terhadap Barat dan kafir," terang dosen Universitas Bina Nusantara, Jakarta ini.
Pelaku bom generasi baru ini mendompleng karakter demokrasi yaitu kebebasan masyarakat dan kebebasan media. Dengan menggunakan dua kebebasan tersebut maka terget mereka tercapai yaitu antikemapanan.
"Di negara demokrasi, teror lebih banyak. Mereka mempunyai dorongan mencari perhatian publik," tuturnya.
Sedangkan pemain lama saat ini susah bergerak karena sudah banyak yang ditangkapi. Adapun pemain baru saat ini muncul secara acak dengan latar belakang intelektual, berjalan sendiri-sendiri sehingga semakin sulit diatasi Polri.
"Kesamaaannya antara generasi lama dengan generasi baru yaitu sama-sama memerangi musuh Islam versi mereka," tutupnya.
(asp/rdf) / Detik.com
Tulisan Terkait :
Popular Posts
-
MP3 Muslim Entreprener Forum 2012 MEF Ust Heru Binawan [Sambutan DPP HTI] [2 MB] MEF Talk Show Bpk Iskandar Zulkarnain [5 MB] MEF Bala...
-
(Minaut = Pemecahan Persoalan dan Pengambilan Keputusan) Pengantar Dalam menjalankan tugasnya sehari...
-
Oleh : Musryadanta Inilah fakta yang terlihat di kotaku tercinta, dimana pengemis dan anak telantar seolah-olah dilegalkan oleh pemeri...
Recent
Connect with Facebook
Sponsors
Search
Categories
Analisis
Artikel
Berita
Budaya
Catatan Facebook
CCTV
Daerah
download Materi
Gambar Unik
Hot News
Ideologis
Intelektual
IP Camera
Kegiatan
LOWONGAN
Makalah
Monitoring Rumah
MP3
Online Monitoring
Pendidikan
Pengumuman
Photo Unik
Politik Hukum
Potret
Presentasi
Religi
Retorika
rohingya
Sastra
Sosok
teknologi
Tips dan Trik
Tutorial Photoshop
Video
0 komentar for this post
Leave a reply