SBY Dituding Melukai Hati Warga Papua
JAKARTA - Markus Haluk Sekjen Dewan pimpinan pusat Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tengah Papua se-Indonesia menilai pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak ada pelanggaran HAM serius di Indonesia selama periode kepemimpinannya sebagai kepala negara sudah melukai warga Papua.
Menurut aktivis HAM asal Papua ini, mengungkapkan bahwa pernyataan SBY merupakan sebuah kebohongan. “Pernyataan itu sudah melukai hati warga Papua, yang banyak merasakan intimidasi dan penganiayaan, “ kata Markus di sekretariat KontraS, Jakarta, Sabtu (22/1/2011).
Menurutnya, pernyataan SBY berbeda dengan kenyataan sebenarnya yang terjadi di Papua. "Presiden hendak menyembunyikan fakta sebenarnya," imbuhnya
Pernyataan tersebut diungkapkan Markus terkait kasus penganiayaan warga Puncak Jaya, Papua, yang dilakukan tiga anggota TNI Batalion 753 AVT/Nabire Kodam XVII/Cendrawasih.
Penyiksaan oknum anggota TNI yang sempat ramai diperbincangkan karena diupload di youtube menjadi bukti pelanggaran HAM berat di tanah Papua. Dalam video tersebut dua warga Puncak Jaya, Tunaliwor Kiwo dan Telengga Gire disiksa. Bakan Tunaliwor diperlakukan sangat kejam dengan dibakar kemaluannya.
Tetapi tiga pelaku penyiksaan yang saat ini sedang menjalani sidang militer di Jayapura. Dituntut dengan hukuman ringan. Serka Dua Irwan Riskianto dituntut 9 bulan, prajurit Satu Thamrin Makangiri dituntut 10 bulan, dan Prajurit Satu Yakson Agu dituntut 12 bulan. Proses peradilan pun tanpa didatangkan saksi dan korban.
Sebelumnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam acara Rapim TNI dan Polri 2011 di Balai Samudera, Kelapa Gading, Jakarta, Jumat (21/1/2011) mengungkapkan rasa senang karena sejak awal kepemimpinannya pada tahun 2004, sudah tidak ada lagi pelanggaran HAM berat. Meskipun ada pelanggaran, namun tingkatnya sangat kecil.
"Saya senang, saya bersyukur. Sejak 2004, tidak ada pelanggaran berat HAM," kata SBY saat memberikan pengarahan
Pernyataan itulah yang membuat warga papua merasa terlukai hatinya, karena di Papua masih banyak kasus pelanggaran HAM berat yang tidak diungkap secara terang benderang.
Menurut aktivis HAM asal Papua ini, mengungkapkan bahwa pernyataan SBY merupakan sebuah kebohongan. “Pernyataan itu sudah melukai hati warga Papua, yang banyak merasakan intimidasi dan penganiayaan, “ kata Markus di sekretariat KontraS, Jakarta, Sabtu (22/1/2011).
Menurutnya, pernyataan SBY berbeda dengan kenyataan sebenarnya yang terjadi di Papua. "Presiden hendak menyembunyikan fakta sebenarnya," imbuhnya
Pernyataan tersebut diungkapkan Markus terkait kasus penganiayaan warga Puncak Jaya, Papua, yang dilakukan tiga anggota TNI Batalion 753 AVT/Nabire Kodam XVII/Cendrawasih.
Penyiksaan oknum anggota TNI yang sempat ramai diperbincangkan karena diupload di youtube menjadi bukti pelanggaran HAM berat di tanah Papua. Dalam video tersebut dua warga Puncak Jaya, Tunaliwor Kiwo dan Telengga Gire disiksa. Bakan Tunaliwor diperlakukan sangat kejam dengan dibakar kemaluannya.
Tetapi tiga pelaku penyiksaan yang saat ini sedang menjalani sidang militer di Jayapura. Dituntut dengan hukuman ringan. Serka Dua Irwan Riskianto dituntut 9 bulan, prajurit Satu Thamrin Makangiri dituntut 10 bulan, dan Prajurit Satu Yakson Agu dituntut 12 bulan. Proses peradilan pun tanpa didatangkan saksi dan korban.
Sebelumnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam acara Rapim TNI dan Polri 2011 di Balai Samudera, Kelapa Gading, Jakarta, Jumat (21/1/2011) mengungkapkan rasa senang karena sejak awal kepemimpinannya pada tahun 2004, sudah tidak ada lagi pelanggaran HAM berat. Meskipun ada pelanggaran, namun tingkatnya sangat kecil.
"Saya senang, saya bersyukur. Sejak 2004, tidak ada pelanggaran berat HAM," kata SBY saat memberikan pengarahan
Pernyataan itulah yang membuat warga papua merasa terlukai hatinya, karena di Papua masih banyak kasus pelanggaran HAM berat yang tidak diungkap secara terang benderang.
www.tribunnews.com
Tulisan Terkait :
Popular Posts
-
MP3 Muslim Entreprener Forum 2012 MEF Ust Heru Binawan [Sambutan DPP HTI] [2 MB] MEF Talk Show Bpk Iskandar Zulkarnain [5 MB] MEF Bala...
-
(Minaut = Pemecahan Persoalan dan Pengambilan Keputusan) Pengantar Dalam menjalankan tugasnya sehari...
-
Oleh : Musryadanta Inilah fakta yang terlihat di kotaku tercinta, dimana pengemis dan anak telantar seolah-olah dilegalkan oleh pemeri...
Recent
Connect with Facebook
Sponsors
Search
Categories
Analisis
Artikel
Berita
Budaya
Catatan Facebook
CCTV
Daerah
download Materi
Gambar Unik
Hot News
Ideologis
Intelektual
IP Camera
Kegiatan
LOWONGAN
Makalah
Monitoring Rumah
MP3
Online Monitoring
Pendidikan
Pengumuman
Photo Unik
Politik Hukum
Potret
Presentasi
Religi
Retorika
rohingya
Sastra
Sosok
teknologi
Tips dan Trik
Tutorial Photoshop
Video
0 komentar for this post
Leave a reply