Terbaru
Recent Articles

Tim Gabungan Polri-TNI Tewaskan Dua Teroris

BANDA ACEH - Operasi perburuan terhadap kelompok teroris di Aceh terus berlangsung. Dalam baku tembak di kawasan Leupung, Aceh Besar, pukul 10.30 kemarin (12/3), tim gabungan Polri dan TNI menewaskan dua orang yang diduga anggota kelompok teroris. Delapan orang lain ditangkap.
Dua korban yang tewas itu diidentifikasi sebagai Encang Kurnia, warga Bandung yang tinggal di Lampung; serta Pura Sudarma, warga Nagrek, Kabupaten Bandung. Delapan orang yang ditangkap adalah Badru, Yunus alias Ambon, Gema, Khaidir, Taufik, Hendra Ali, Ibnu Sina, dan Abu Baroe. Dengan demikian, dalam operasi selama beberapa hari ini, tim gabungan telah menangkap 31 di antara sekitar 50 anggota kawanan teroris. Lalu, empat yang lain ditembak mati.

Dari informasi yang didapat Metro Aceh dan Rakyat Aceh (Jawa Pos Group) dari sumber di kepolisian diketahui, para teroris tersebut awalnya menumpang sebuah mobil minibus jenis L-300 dengan nopol BK 1116 GU yang dikemudikan oleh Zakiruddin. ''Dari Lambaro Café, mereka hendak menuju kawasan pantai barat dengan ongkos Rp 1,5 juta,'' katanya.

Namun, pergerakan mereka terendus oleh aparat keamanan. Saat itu, personel Polsek Leupung dan Brimob Polda Aceh yang dibantu anggota TNI dari Koramil Leupung dan Kodim 0101 Aceh Besar melakukan razia. Mereka memberhentikan minibus tersebut dan memeriksa barang bawaan. Saat itulah, tim gabungan menemukan sejumlah senjata dalam sebuah karung. Personel dari Densus 88 kemudian datang ke lokasi.

Ketika seorang petugas berteriak karena melihat senjata, dua penumpang yang duduk di samping sopir langsung lari ke arah rawa-rawa sambil melepaskan tembakan. Selanjutnya, terjadi kontak tembak selama 30 menit di Jalan Raya Banda Aceh-Meulaboh.

Insiden itu berhenti setelah Encang dan Pura roboh karena diterjang timah panas di bagian leher dan perut. Setelah menewaskan tersangka, aparat menyita sepucuk senapan AK-47 dan sebuah pistol jenis glock.

Secara keseluruhan, dalam razia tersebut, aparat menyita dua pucuk senapan AK-47, tiga pucuk senapan M-16, satu pistol glock, dua senter, uang tunai Rp 15 juta, dan sejumlah pakaian. Mobil beserta sopir dan kernet turut diamankan.

Sumber tersebut mengatakan bahwa pistol jenis glock yang digunakan oleh salah seorang teroris yang tewas adalah milik almarhum Briptu Boas Woisiri, 35, anggota Densus 88 yang tewas dalam penyergapan kawanan teroris di Lamkabeu, Aceh Besar, beberapa waktu lalu.

Kapolda Aceh Irjen Pol Adityawarman mendatangi Mapolsek Leupung dan +++++ langsung masuk ke dalam beberapa jam setelah insiden kontak tembak tersebut. Tidak berselang lama, Gubernur Irwandi Yusuf juga datang ke Mapolsek Leupung. Kapolda maupun gubernur tidak berkomentar sepatah kata pun saat ditanya wartawan.

Sekitar pukul 12.00, jenazah Encang Kurnia dan Pura Sudarma dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Aceh di kawasan Lamteumen, Banda Aceh, dengan dua ambulans polisi. Satu jam kemudian lima tersangka teroris dengan tangan terikat dan mata tertutup dimasukkan ke dalam mobil tahanan untuk dibawa ke Mapolda Aceh. Seorang tersangka teroris lain yang terluka juga dibawa ke RS Bhayangkara dengan ambulans biasa.

Sekira pukul 12.30, dua ambulans milik polisi tiba di RS Bhayangkara dan langsung menuju kamar mayat. Beberapa petugas menurunkan dua jenazah yang dibungkus kantong mayat berwarna oranye.

Dokter dan sejumlah petugas medis terlihat bersiap melakukan otopsi di kamar jenazah RS Bhayangkara. Di luar kamar jenazah, sejumlah polisi berjaga-jaga dengan senjata di pundak.

Sekitar pukul 14.45 WIB Kapolda Aceh Irjen Pol Adityawarman memberikan penjelasan soal insiden Leupung di Aula Machdum, Mapolda Aceh. ''Razia anggota kami dengan dibantu TNI berhasil menyita sejumlah senjata dan barang bukti lain. Anggota kelompok teroris juga bisa dilumpuhkan,'' katanya. Kapolda mengucapkan terima kasih atas informasi dan bantuan jajaran TNI dalam razia tersebut.

Tiga anggota TNI dari Koramil Leupung, Kodim 0101 Aceh Besar, ikut membantu anggota Polsek Leupung saat kontak tembak dalam razia di Jalan Raya Banda Aceh-Meulaboh.

Sebelumnya, sekitar pukul 08.00, anggota Intel Kodim 0101 menerima informasi soal sepuluh orang yang dicurigai naik mobil minibus L-300. Lalu, Dandim menginformasikan itu kepada Danramil Leupung. Selanjutnya, danramil menyampaikan informasi tersebut kepada Kapolsek Leupung. Selanjutnya, tim gabungan Polri dan TNI merazia kendaraan yang melintas di Leupung.

Dibawa ke Jakarta

Dalam jumpa pers di Jakarta kemarin (12/3), Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri membenarkan bahwa personel pemburu teroris di Nanggroe Aceh Darussalam berhasil melumpuhkan sniper (penembak jitu) yang menewaskan anggota Densus 88 Boas Woisiri.

Kapolri juga menginformasikan bahwa senjata yang digunakan Boas sudah ditemukan. ''(Pistol) Glock milik Boas sudah kembali,'' ujarnya di Mabes Polri.

Orang nomor satu di Korps Bhayangkara tersebut mengungkapkan, dua tersangka teroris tewas dalam operasi tersebut karena melawan. ''Delapan orang ditangkap hidup-hidup,'' katanya. Selanjutnya, Polri akan membawa mereka ke Jakarta untuk diinterogasi lebih lanjut.

Berdasar informasi yang dihimpun Jawa Pos, Boas ditembak Abu Aiman alias Encang Kurnia. Encang yang berasal dari Bandung Selatan dan kemudian tinggal di Lampung itu kemarin tertembus peluru panas aparat di lapangan.

Menurut Kapolri, serangkaian operasi lain saat ini berjalan. ''Minggu depan akan dijelaskan semua. Insya Allah,'' kata Kapolri seraya tersenyum. Termasuk, masalah penangkapan teroris di Solo dan beberapa orang yang lain di Jawa Barat.

Secara terpisah, sumber Jawa Pos di lapangan menjelaskan bahwa Encang dan temannya, Sudarma alias Hanzolah, saat itu berusaha untuk melarikan diri sambil melepaskan tembakan ke arah aparat. ''Dia menembak tiga kali. Selain itu, ditemukan senjata AK-47 dan M-16,'' katanya ketika dihubungi dari Jakarta.

Perwira menengah yang kemarin masih berada di Leupung, Aceh Besar, itu memastikan bahwa Encang adalah tersangka yang menembak mati Boas. ''Pistol Glock disimpan di balik pinggangnya. Ada juga kalung ID (identitas) mendiang Boas (ditemukan pada tersangka),'' tuturnya dengan nada pelan.

Operasi menjelang salat Jumat itu bisa dibilang durian runtuh untuk tim pemburu teroris di Aceh. Meski Densus 88 berupaya mengepung dan menargetkan bisa melumpuhkan seluruh pelapis Dulmatin di Aceh dalam dua hari ini (Jawa Pos edisi kemarin, 12/3), penyergapan Leupung tidak direncanakan. ''Mereka berusaha lari dari kepungan. Kami berterima kasih atas bantuan polda dan TNI, dalam hal ini Danramil setempat,'' lanjut sumber itu.

Delapan tersangka yang tertangkap merupakan orang-orang penting dalam jaringan Dulmatin. Sebab, mereka menjadi instruktur dalam tadrib askari (pelatihan militer) di Aceh Besar. ''Orang-orang ini bertahan lebih lama karena kemampuan survival dan militer mereka lebih hebat daripada yang lain,'' tutur perwira menengah tadi.

Dalam dua hari ke depan, tambah dia, tim inti Densus 88 Mabes Polri bergeser dari Aceh untuk membekuk target lain yang cukup besar. Perwira yang pernah mengikuti kursus antiteror di luar negeri itu menyebut, tokoh yang diburu tersebut sudah masuk radar korps burung hantu. ''Dengan izin Allah, semoga bisa segera tertangkap,'' katanya.

Sumber : jawapos.com
Share and Enjoy:

0 komentar for this post

Leave a reply

We will keep You Updated...
Sign up to receive breaking news
as well as receive other site updates!
Subscribe via RSS Feed subscribe to feeds
Sponsors
Template By SpicyTrickS.comSpicytricks.comspicytricks.com
Template By SpicyTrickS.comspicytricks.comSpicytricks.com
Popular Posts
Recent
Connect with Facebook
Sponsors
Blog Archives
Recent Comments
Tag Cloud