Apa Sih Intelektual Itu ?| INTELEKTUAL MUDA

Apa Sih Intelektual Itu ?

Kamis, 11 Maret 2010|

danta

Ehm…ternyata Intelektual itu merupakan sebuah pola pikir yang membawa keberadaan individu ketingkat yang lebih dinamis. Menurut pengertiannya dalam kamus peribahasa Indonesia, Intelek artinya kecerdasan dalam berpikir, mempunyai daya cipta atau kreativitas tinggi. Sedangkan inteletual merupakan; sebuah pola pikir yang aktif dan dinamis dalam menyampaikan, memikirkan, menelaah sesuatu dengan penjabaran yang masuk diakal (logik) dalam hal ilmu pengetahuan. Dapat dikatakan orang yang mempunyai intelektual yang tinggi maka orang tersebut adalah berpikiran luas, memandang jauh kedepan, menganalisa sebuah kejadian lalu memberikan jawaban-jawaban yang tepat pada topik pembicaraan.
Individu yang mempunyai Intelektual selalu membuka diri dalam penerimaan ilmu pengetahuan, baik itu dari media maupun pengalaman dari orang lain melalui tanya jawab. Di mana pun tempat ia berada maka dengan mudahnya dalam menyesuaikan diri dengan keadaan sekitarnya. Perkataan yang lazim kita dengar sehari-hari itu menandakan bahwa setiap pekerjaan atau usaha untuk melakukan apa saja, baik itu dalam keadaan sosial, ekonomi dan politik seharusnya kita pikirkan secara maksimal, dan pemikiran itulah harus menggunakan akal yang sehat.

Akal Membedakan Manusia dengan Makhluk Lain

Manusia adalah makhluk yang paling mulia dan sempurna didunia ini. Manusia sangat berbeda sekali dengan binatang, kita diciptakan mempunyai nafsu dan akal pikiran, sedangkan binatang hanya mempunyai nafsu saja. Berbeda lagi dengan malaikat, malaikat hanya mempunyai rasa bakti, tetapi tidak mempunyai nafsu. Mereka tidak ingin makan, tidak ingin pakaian, dan juga tidak ingin menikah. Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan sebaik-baik bentuk, baik secara lahiriah maupun batiniah. Jadi yang membedakan manusia dengan makhluk Tuhan lainnya adalah dibekalinya manusia dengan akal dan pikiran. Cara berpikir manusia berbeda-beda sesuai pendapatnya. Ada yang mendukung pendapatnya ada yang tidak, ada yang suka ada yang tidak. Ada yang pintar menggunakan pikirannya ada yang tidak. Semua ini dijalankan dan digerakkan oleh akal dan pikiran kita.

Binatang bisa merasakan kepuasan apabila perutnya kenyang, dan apabila keinginan nafsu birahinya terlaksana, tanpa memikirkan apa dampak apa yang akan ditimbulkannya. Lain halnya dengan manusia, manusia tidak akan pernah merasa puas dengan keadaan yang ada, sampai mereka telah masuk kedalam bumi dan menyandang titel Almarhum. Mereka ingin mencari dan mencoba untuk menciptakan sesuatu dan merubah keadaan tersebut. Dengan adanya perubahan-perubahan itulah sehingga tercipta dunia yang maju dan modern. Mereka menciptakan alat untuk melakukan transaksi lebih mudah yaitu dengan membuat uang.

Pada mulanya manusia hanya menggunakan gelang, besi, gading atau hasil buruannya untuk melakukan transaksi dengan keinginan kebutuhan hidupnya terpenuhi, atau dalam ilmu ekonomi disebut dengan Barter. Akan tetapi manusia berevolusi dengan pikirannya dan menggunakan akal yang ada, maka sedikit demi sedikit mereka bisa merubah kehidupan. Alat tersebut tidak lagi digunakan untuk melakukan transaksi tetapi dengan uang, manusia dapat melakukan jual beli dan transaksi lainnya.

Sudah jelas bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan akal dan pikiran untuk melakukan perubahan-perubahan konvensional yang dapat diterima masyarakat. Suatu ketika manusia melihat burung-burung kecil dengan riang terbang kesana kemari diangkasa, dengan lincahnya mengepakkan sayapnya. Saya ajak Anda berpikir dengan nalar, perhatikan burung kecil itu, mengapa dapat terbang dengan mudahnya? Pasti pikiran Anda akan berkecamuk dalam batin. Dari pertanyaan diatas maka dengan mengotak-atik akal, Anda ingin sekali membuat suatu benda agar dapat terbang seperti burung kecil itu, kemudian benda itu sering disebut orang sebagai pesawat terbang. Ini bukti hasil pemikiran yang brillian menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bersumber dari alam lingkungan disekitar kita.

Sebenarnya alam yang ada pada sekitar kita ini penuh dengan contoh-contoh yang dapat ditirukan oleh manusia. Tuhan menciptakan semua makhluk hidup mempunyai arti dan makna yang dapat kita renungkan. Dan tanpa akal dan pikiran yang normal, maka tak akan terwujudkan tiruan itu. Lihatlah mengapa manusia dapat mendarat ke Bulan, membuat satelit yang keberadaannya melayang diatas Bumi kita yaitu diangkasa dan mesin yang dapat terbang ke planet Mars untuk menelitinya dan mampu bertahan dengan kondisi planet Mars yang sama-sama telah kita ketahui bagaimana parahnya. Dengan kepandaian manusia Bulan pun bisa dipijaknya. Berasal dari manakah hal demikian? Tak lain dan tak bukan bersumber pada Al-Qur’an dan hasil kreasi dari pada akal dan pikiran manusia. Maka manusia berpikir berdasarkan Al-Qur’-an, lalu terciptalah Appollo yaitu kendaraan berteknologi mutakhir yang dipakai untuk menempuh perjalanan ke antariksa.

Orang kuat pun akan dapat terkalahkan oleh orang yang lemah bila dia hanya mengandalkan kekuatannya saja, sedang si Lemah betul-betul mempergunakan akal dan pikirannya sebagai senjata dan strategi. Itulah pentingnya berpikir secara sempurna, tanpa menggunakan perasaan dan emosi berlebihan.

Definisi Akal dan Pikiran

Berpikir adalah berbicara dengan diri kita sendiri dalam benak dan batin mereka masing-masing. Dari hal mempertimbangkan, merenungkan, mengamati, menganalisa, dan membuktikan sesuatu serta menentukan hasilnya. Itulah yang dikatakan dengan berpikir. Sudah barang tentu pikiran yang baik adalah berpikir secara logis. Maksudnya yaitu jalan pikiran yang terarah, tepat dan jitu sesuai dengan konteks dan norma dengan patokan seperti yang dikemukakan dalam ilmu logika.

Setiap hari, jam, menit dan detik kita selau mendapatkan pengalaman-pengalaman dan ide-ide baru. Dari pengalaman dan ide itulah manusia bisa maju dan meniti karir. Karena disetiap pengalaman tersirat makna yang diterima oleh manusia dan dikembangkan.

Setiap kita melangkah selalu mengetahui hal yang baru, lalu kita berpikir mengapa terjadi hal demikian? Apa sebabnya dan lain-lain. Setiap manusia tentu akan mencari sebab-musabab kejadian yang telah dialaminya.

Seorang yang berpikir kedepan tentu tidak akan puas dengan kenyataan yang ada. Mereka terus dan terus mencari untuk mengerti sesuatu mengapa itu bisa terjadi, dari sinilah timbul pertanyaan, mengapa kejadian didunia ini berhubungan satu dengan yang lainnya? Suatu misal apabila kita ingin melakukan usaha, kita berpikir apa dampak yang ditimbulkan untuk usaha ini, apakah akan berdampak negatif atau positif? Bagaimana kejadian itu bisa mempengaruhi kejadian yang lain. Kemudian kita akhirnya bisa mengerti dan mengetahui hal yang sesungguhnya.

Sebuah contoh:

“Aku tak dapat kuliah, karena aku tak punya biaya padahal aku ingin sekali kuliah.”

Dari kalimat yang terlontarkan di atas tentu Anda akan berpikir. Pertama, menyadari bahwa uang Anda tidak cukup untuk membiayai kuliah. Kedua, Anda akan berpikir bagaimana Anda bisa kuliah tanpa harus membebani kedua orang tua. Dari sini Anda harus bisa menghubungkan, mengapa Anda tidak bisa kuliah sedangkan Anda ingin sekali kuliah. Salah satu cara ialah dengan bekerja terlebih dahulu kemudian hasilnya untuk membiayai kuliah Anda. Jawaban ini yang mungkin terlintas dibenak Anda.

Jadi, unsur-unsur pemikiran yang ada pada diri kita ini sebenarnya ada tiga hal, yakni menyadari akan kenyataan yang ada pada diri Anda, lalu menyatakan hubungan dan menyimpulkannya. Jika seandainya saja kita berpikir tanpa memperhatikan hal tersebut diatas, maka sudah pasti Anda akan gagal dalam segala hal. Anda ingin mobil bagus dan mewah, sedang keuangan Anda tidak mencukupi untuk hal itu, tetapi karena keinginan yang meledak-ledak maka Anda paksakan untuk membelinya meskipun dengan uang pinjaman misalnya, tentu hidup Anda akan lebih parah lagi. Mengapa demikian? Karena Anda tidak menggunakan akal dan pikiran yang lebih matang, tetapi hanya menggunakan nafsu untuk memperoleh mobil yang mewah.

Sumber : www.webmaster.restuagungonline.com

Share and Enjoy: