Home » Catatan Facebook »
WANITA CERDAS, BANGSA CERDAS
Bagi kaum wanita di Indonesia sosok Ibu Kartini merupakan sosok yang tidak asing lagi, beliau adalah pahlawan yang memperjuangkan kesetaraan gender antara kaum wanita dan kaum laki-laki. Berkat jasanya kaum wanita di Indonesia bisa eksis di berbagai bidang, sehingga tak heran pada saat sekarang profesi polisi yang dulunya identik dengan kaum laki-laki sekarang sudah di minati banyak kaum wanita, tak hanya itu ternyata pilot pun juga sudah mulai diminati.
Walaupun demikian, sangat di sayangkan bahwa ternyata masih banyak kaum wanita yang salah memahami kesetaraan gender tersebut, sehingga bukan mendapatkan penghargaan dari orang lain melainkan sebaliknya yaitu pelecehan dan hinaan. Akibat kebebasan dan berbaurnya di antara laki-laki tanpa rasa malu dan mengesampingkan aturan pergaulan antara laki-laki dan wanita maka berapa banyak saudari kita yang telah dilecehkan? berapa banyak jumlah pemerkosaan yang telah terjadi? Saya berfikir mungkin seandainya sampai sekarang kita masih hidup seperti di zaman sebelum ibu kartini, di mana seorang wanita tidak bebas keluar rumah mungkin anggka pelecehan dan pemerkosaan terhadap kaum wanita tidak separah zaman sekarang. Namun sebaliknya jika bukan karena jasa ibu kartini mungkin kita juga akan terperangkap di dalam wadah kecil, wadah yang membuat sempit wawasan dan sempit ilmu sehingga tidak bisa mengoptimalkan potensi yang ada pada diri. Dua keadaan yang demikian tentu saja membuat dilema kita semua. Lalu bagaimana peran kita agar bisa meneruskan perjuangan ibu kartini yang sudah mulai terkikis oleh zaman?
Wanita berpendidikan VS Wanita Cerdas
Menurut saya, Berpendidikan dan cerdas adalah dua kata yang sangat berbeda, di mana berpendidikan hanya bisa dirasakan oleh orang yang mampu secara financial, walaupun di Indonesia di canangkan biaya pendidikan gratis dan murah namun pada kenyataannya masih banyak pendudukanya yang masih putus sekolah. Selain itu pendidikan yang gratis dan murah jika dibandingkan dengan sekolah elit dan berbayar tentu kualitas pendidikannya juga berbeda. Sehingga tak heran bagi orang yang mampu dan berduit pasti akan berbondong-bondong memasukan anaknya ke sekolah favorit. Sedangkan cerdas, cerdas adalah hal yang bisa di peroleh tanpa harus melalui jenjang pendidikan formal, cerdas lebih cenderung kepada pencapaian wawasan yang luas dan kecakapan hidup yang di peroleh dari banyak membaca, menyimak, dan mempelajari pengalaman pribadi dan orang lain. Namun jika kita bisa menggapai keduanya sekaligus, berpendidikan dan cerdas, mengapa tidak?
Berbicara masalah cerdas, saya punya cerita yang sedikit banyak mungkin bisa menginspirasi kita semua. Saya punya seorang teman, dia sangat membanggakan ibunya, dia selalu berkata bahwa ibunya adalah ibu yang cerdas. Dia juga menceritakan bahwa ibunya hanya lah seorang wanita yang tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi, bahkan sekolah dasar pun tidak sampai tamat karena keterbatasan dana. Walaupun begitu ibunya memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas. Semua hal itu ibunya peroleh dari rajin membaca dan belajar dari orang-orang di sekitarnya. Bahkan teman saya itu sekarang sudah menjadi seorang guru tingkat SLTA berstatus pegawai negeri dan adiknya adalah calon Bidan (masih kuliah). Bukankah hal ini adalah sesuatu yang sangat istimewa, bahwa seorang ibu yang tidak pernah mengenyam pendidikan formal ternyata bisa menjadikan anaknya menjadi orang yang lebih baik dari dirinya.
Wanita cerdas, maka bangsa pun cerdas.
Wanita cerdas maka bangsa pun cerdas, mengapa bisa demikian,,,? Karena wanita tak bisa lepas dengan yang namanya peran sebagai seorang ibu, seorang ibu lah yang banyak memberikan warna pada kehidupan anaknya. Seorang ibu yang cerdas tentu akan berusaha menjadikan anaknya menjadi seorang yang lebih baik dari pada dirinya dan menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain.
Beberapa waktu yang lalu ketika saya berdiskusi dengan murid-murid, kebetulan tema diskusi adalah syukuri ciptaan Allah dan hapuskan kegalauan. Dari diskusi itu saya dapat menyimpulkan bahwa seorang ibu sangat berperan sekali dalam hal mengatasi permasalahan remaja. Ketika seorang remaja terserang virus galau ternyata beban psikisnya sangat lah berat, perlu orang terdekat yang bisa member support atau membantunya untuk memecahkan masalahnya. Disini peranan ibu sangat lah penting. Dan sebaliknya jika seorang ibu tidak menghiraukan permasalahan anaknya, maka anak berusaha mencari pelarian di tempat yang lain. Sehingga tak heran jika anak remaja sekarang banyak yang terkait masalah tindak criminal, prostitusi, dan narkoba. Coba kita hitung berapa banyak tunas bangsa yang hancur hanya karena kurang perhatian dan kasih sayang orang tuanya?
Saatnya menjadi wanita yang cerdas
Siapapun bisa menjadi wanita cerdas, asalkan mau. Pertama: Mau belajar, belajar apa saja yang dapat membuat dirinya berkembang. Kedua: Rajin membaca, membaca apa saja yang bisa di baca, membaca tidak hanya terfokus pada membaca buku atau tulisan, namun membaca yang saya maksud di sini adalah membaca selain tulisan,misalnya membaca situasi, kondisi, perasaan, pengalaman dan lain lain. Ketiga: Mau memperbaiki kesalahan, hal ini tentu harus, karena wanita cerdas adalah wanita yang dapat di contoh dan di banggakan.
Semoga kita semua bisa menjadi wanita cerdas, aamiiin.
keterangan: Tulisan ini di ikutsertakan dalam lomba artilkel hari kartini Salimah Banjarbaru (Kalsel)
Catatan Erlida Yanti Chemist
Walaupun demikian, sangat di sayangkan bahwa ternyata masih banyak kaum wanita yang salah memahami kesetaraan gender tersebut, sehingga bukan mendapatkan penghargaan dari orang lain melainkan sebaliknya yaitu pelecehan dan hinaan. Akibat kebebasan dan berbaurnya di antara laki-laki tanpa rasa malu dan mengesampingkan aturan pergaulan antara laki-laki dan wanita maka berapa banyak saudari kita yang telah dilecehkan? berapa banyak jumlah pemerkosaan yang telah terjadi? Saya berfikir mungkin seandainya sampai sekarang kita masih hidup seperti di zaman sebelum ibu kartini, di mana seorang wanita tidak bebas keluar rumah mungkin anggka pelecehan dan pemerkosaan terhadap kaum wanita tidak separah zaman sekarang. Namun sebaliknya jika bukan karena jasa ibu kartini mungkin kita juga akan terperangkap di dalam wadah kecil, wadah yang membuat sempit wawasan dan sempit ilmu sehingga tidak bisa mengoptimalkan potensi yang ada pada diri. Dua keadaan yang demikian tentu saja membuat dilema kita semua. Lalu bagaimana peran kita agar bisa meneruskan perjuangan ibu kartini yang sudah mulai terkikis oleh zaman?
Wanita berpendidikan VS Wanita Cerdas
Menurut saya, Berpendidikan dan cerdas adalah dua kata yang sangat berbeda, di mana berpendidikan hanya bisa dirasakan oleh orang yang mampu secara financial, walaupun di Indonesia di canangkan biaya pendidikan gratis dan murah namun pada kenyataannya masih banyak pendudukanya yang masih putus sekolah. Selain itu pendidikan yang gratis dan murah jika dibandingkan dengan sekolah elit dan berbayar tentu kualitas pendidikannya juga berbeda. Sehingga tak heran bagi orang yang mampu dan berduit pasti akan berbondong-bondong memasukan anaknya ke sekolah favorit. Sedangkan cerdas, cerdas adalah hal yang bisa di peroleh tanpa harus melalui jenjang pendidikan formal, cerdas lebih cenderung kepada pencapaian wawasan yang luas dan kecakapan hidup yang di peroleh dari banyak membaca, menyimak, dan mempelajari pengalaman pribadi dan orang lain. Namun jika kita bisa menggapai keduanya sekaligus, berpendidikan dan cerdas, mengapa tidak?
Berbicara masalah cerdas, saya punya cerita yang sedikit banyak mungkin bisa menginspirasi kita semua. Saya punya seorang teman, dia sangat membanggakan ibunya, dia selalu berkata bahwa ibunya adalah ibu yang cerdas. Dia juga menceritakan bahwa ibunya hanya lah seorang wanita yang tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi, bahkan sekolah dasar pun tidak sampai tamat karena keterbatasan dana. Walaupun begitu ibunya memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas. Semua hal itu ibunya peroleh dari rajin membaca dan belajar dari orang-orang di sekitarnya. Bahkan teman saya itu sekarang sudah menjadi seorang guru tingkat SLTA berstatus pegawai negeri dan adiknya adalah calon Bidan (masih kuliah). Bukankah hal ini adalah sesuatu yang sangat istimewa, bahwa seorang ibu yang tidak pernah mengenyam pendidikan formal ternyata bisa menjadikan anaknya menjadi orang yang lebih baik dari dirinya.
Wanita cerdas, maka bangsa pun cerdas.
Wanita cerdas maka bangsa pun cerdas, mengapa bisa demikian,,,? Karena wanita tak bisa lepas dengan yang namanya peran sebagai seorang ibu, seorang ibu lah yang banyak memberikan warna pada kehidupan anaknya. Seorang ibu yang cerdas tentu akan berusaha menjadikan anaknya menjadi seorang yang lebih baik dari pada dirinya dan menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain.
Beberapa waktu yang lalu ketika saya berdiskusi dengan murid-murid, kebetulan tema diskusi adalah syukuri ciptaan Allah dan hapuskan kegalauan. Dari diskusi itu saya dapat menyimpulkan bahwa seorang ibu sangat berperan sekali dalam hal mengatasi permasalahan remaja. Ketika seorang remaja terserang virus galau ternyata beban psikisnya sangat lah berat, perlu orang terdekat yang bisa member support atau membantunya untuk memecahkan masalahnya. Disini peranan ibu sangat lah penting. Dan sebaliknya jika seorang ibu tidak menghiraukan permasalahan anaknya, maka anak berusaha mencari pelarian di tempat yang lain. Sehingga tak heran jika anak remaja sekarang banyak yang terkait masalah tindak criminal, prostitusi, dan narkoba. Coba kita hitung berapa banyak tunas bangsa yang hancur hanya karena kurang perhatian dan kasih sayang orang tuanya?
Saatnya menjadi wanita yang cerdas
Siapapun bisa menjadi wanita cerdas, asalkan mau. Pertama: Mau belajar, belajar apa saja yang dapat membuat dirinya berkembang. Kedua: Rajin membaca, membaca apa saja yang bisa di baca, membaca tidak hanya terfokus pada membaca buku atau tulisan, namun membaca yang saya maksud di sini adalah membaca selain tulisan,misalnya membaca situasi, kondisi, perasaan, pengalaman dan lain lain. Ketiga: Mau memperbaiki kesalahan, hal ini tentu harus, karena wanita cerdas adalah wanita yang dapat di contoh dan di banggakan.
Semoga kita semua bisa menjadi wanita cerdas, aamiiin.
keterangan: Tulisan ini di ikutsertakan dalam lomba artilkel hari kartini Salimah Banjarbaru (Kalsel)
Catatan Erlida Yanti Chemist
Posted in
Catatan Facebook
Tulisan Terkait :
Popular Posts
-
MP3 Muslim Entreprener Forum 2012 MEF Ust Heru Binawan [Sambutan DPP HTI] [2 MB] MEF Talk Show Bpk Iskandar Zulkarnain [5 MB] MEF Bala...
-
(Minaut = Pemecahan Persoalan dan Pengambilan Keputusan) Pengantar Dalam menjalankan tugasnya sehari...
-
Oleh : Musryadanta Inilah fakta yang terlihat di kotaku tercinta, dimana pengemis dan anak telantar seolah-olah dilegalkan oleh pemeri...
Recent
Connect with Facebook
Sponsors
Search
Categories
Analisis
Artikel
Berita
Budaya
Catatan Facebook
CCTV
Daerah
download Materi
Gambar Unik
Hot News
Ideologis
Intelektual
IP Camera
Kegiatan
LOWONGAN
Makalah
Monitoring Rumah
MP3
Online Monitoring
Pendidikan
Pengumuman
Photo Unik
Politik Hukum
Potret
Presentasi
Religi
Retorika
rohingya
Sastra
Sosok
teknologi
Tips dan Trik
Tutorial Photoshop
Video
0 komentar for this post
Leave a reply